cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Tanaman Industri
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 08538212     EISSN : 25286870     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Penelitian Tanaman Industri merupakan publikasi ilmiah primer yang memuat hasil penelitian primer komoditas perkebunan yang belum dimuat pada media apapun, diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, DIPA 2011 terbit empat kali setahun.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006" : 7 Documents clear
DIVERSITAS GENETIK TUJUH AKSESI PLASMA NUTFAH PINANG (Areca catechu L.) ASAL PULAU SUMATERA MIFTAHORRACHMAN MIFTAHORRACHMAN
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n1.2006.27-31

Abstract

ABSTRAKAnalisis jarak genetik dilakukan terhadap tujuh populasi pinang(Areca catechu L.), yaitu Sumut-1, Sumut-2, Sumbar-1, Sumbar-2,Sumbar-3, Bengkulu-1 dan Bengkulu-2 hasil eksplorasi pada tahun 1994dan telah dikoleksi di kebun koleksi plasma nutfah palma Kayuwatu,Sulawesi Utara. Tujuan analisis adalah untuk mengetahui seberapa besarjarak  genetik  antara  ke  tujuh  aksesi  pinang  sekaligus  untukmengelompokkan ketujuh aksesi tersebut. Analisis menggunakan UjiStatistik D 2 dari Mahalanobis, sedangkan untuk pengelompokan populasimenggunakan metode Tocher yang dikemukakan oleh RAO dalam SINGHdan CHAUDARY. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketujuh aksesipinang membentuk 4 kelompok yaitu, kelompok I terdiri dari aksesiSumbar-1 dan Sumut-1; kelompok II terdiri dari 3 aksesi yaitu Sumbar-3,Sumut-2 dan Bengkulu-1; kelompok III dan kelompok IV masing-masinghanya terdapat satu aksesi yaitu Sumbar-2 dan Bengkulu-2. Jarak genetikpaling jauh adalah antara kelompok I dan II dengan nilai D 2 = 1263.137.Sementara jarak genetik antar kelompok terdekat adalah antara kelompok Idan III dengan nilai D 2 = 108.587. Penyumbang terbesar terjadinyapengelompokan tersebut adalah karakter jumlah bekas daun.Kata kunci : Pinang, Areca catechu L., populasi, jarak genetik, SulawesiUtaraABSTRACTGenetic diversity of seven arecanut (Areca catechu L.)accessions from Sumatera IslandGenetic divergence analysis has been done on seven arecanut(Areca catechu L.) populations, i.e, Sumut-1, Sumut-2, Sumbar-1,Sumbar-2, Sumbar-3, Bengkulu-1, and Bengkulu-2 explorated in 1994 andhad been collected in Kayuwatu Experimental Garden, North Sulawesi.The purpose of the analysis was to know how far the genetic distanceamong the seven accessions of the arecanut. The analysis used D 2 statisticsof Mahalanobis, while to cluster the population used Tocher Method byRao. The result showed that there are four groups among the sevenaccessions of arecanut. Group I consisted of Sumbar-1 and Sumut-1, groupII consisted of Sumbar-3, Sumut-2, and Bengkulu-1, and both of group IIIand group IV consisted of one accession, namely Sumbar-2 and Bengkulu-2 respectively. The largest genetic distance occurred between group I andgroup II (D 2 = 1263.137) while the smallest genetic distance occurredbetween group I and group III (D 2 = 108.587). Number of leaf scars wasthe largest contribution of the grouping.Key words : Arecanut, Areca catehcu L., population, genetic distance,North Sulawesi
PERBAIKAN TANAMAN KAPAS GENJAH MELALUI PERSILANGAN DIALLEL Sudarmadji Sudarmadji; Rusim Mardjono; Hadi Sudarmo
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n1.2006.1-6

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan potensi hasil danmemperpendek umur panen kapas genjah melalui kombinasi hibrida (F 1 )dibandingkan dengan rata-rata kedua tetuanya. Penelitian dilakukan diKebun Percobaan Asembagus Kabupaten Situbondo mulai bulan Maretsampai Juli 2003. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompokdengan tiga ulangan yang terdiri dari 16 genotipe (4 tetua, 6 turunanpertama, 6 turunan pertama kebalikan). Keempat genotipe tetua adalah KI40, KI 74, KI 87 dan KI 121. 6 genotipe turunan pertama adalah KI 40 xKI 74, KI 40 x KI 87, KI 40 x KI 121, KI 74 x KI 87, KI 74 x KI 121 danKI 87 x KI 121, sedangkan 6 genotipe turunan pertama kebalikannyaadalah KI 74 x KI 40, KI 87 x KI 40, KI 87 x KI 74, KI 121 x KI 40, KI121 x KI 74 dan KI 121 x KI 87. Sifat-sifat yang diamati meliputi tinggitanaman, umur pertama bunga mekar, jumlah cabang generatif, jumlahbuah terpanen, umur panen pertama, umur panen terakhir dan hasil kapasberbiji. Data hasil penelitian ini dianalisis dengan analisis ragam padarancangan acak kelompok yang menghasilkan nilai Harapan KuadratTengah untuk asumsi Metode I dan Model I menurut GRIFFING (1956),sedangkan untuk mengetahui tinggi dan rendahnya daya gabung umum,khusus, dan pengaruh kebalikan dari efek tersebut menggunakan Model I(SINGH dan CHAUDHARY, 1979). Hasil penelitian menunjukkan bahwatetua KI 40 merupakan penggabung yang baik karena memiliki dayagabung umum yang tinggi untuk parameter hasil kapas berbiji dan dayagabung umum yang rendah untuk parameter umur panen terakhir.Kombinasi persilangan genotipe KI 40 x KI 87 maupun genotipe KI 87 xKI 40 memiliki daya gabung khusus tinggi untuk parameter hasil kapasberbiji dan daya gabung khusus yang rendah pada parameter umur panenterakhir. Ini menunjukkan bahwa KI 40 dapat digunakan sebagai tetuabetina untuk memperbaiki produksi kapas berbiji dan persilangan antara KI40 x KI 87 adalah kombinasi terbaik untuk tujuan tersebut.Kata kunci : Kapas, Gossypium hirsutum, persilangan, hibrida, produksi,umur panen, Jawa TimurABSTRACTImprovement of cotton plant through diallel crossingThe objective of this research is to find out the yield potency and toshorten the harvest age of early maturity cotton through hybridcombinations compared with both parents. This research was conducted atAsembagus Research Station, Indonesian Tobacco and Fiber ResearchInstitute Crops (IToFRIC), from March to July 2003. The research used arandomized block design with three replications consisting of sixteengenotypes (four parents, six F 1 generations, and six reciprocal generations).The four parent genotypes were KI 40, KI 74, KI 87, and KI 121. The sixF 1 generation genotypes were KI 40 x KI 74, KI 40 x KI 87, KI 40 x KI121, KI 74 x KI 87, KI 74 x KI 121 and KI 87 x KI 121, while the six F 1reciprocal generations were KI 74 x KI 40, KI 87 x KI 40, KI 87 x KI 74,KI 121 x KI 40, KI 121 x KI 74 and KI 121 x KI 87. The charactersobserved were plant height, the first bloom of flowering date, number ofbranch, the harvested number of fruit, the first harvesting date, the lastharvesting date and cotton yield. The analysis used method I and model Iof GRIFFING (1956), while to evaluate general combining ability effect,specific combining ability effect, and reciprocal effect used model I ofSINGH and CHAUDHARY (1979). The research result indicated thatparent genotype KI 40 had high general combining values for cotton yieldparameter, and had low general combining values for last harvest age.Combinations of genotype crossing KI 40 X KI 87 and genotype of KI 87X KI 40 had high specific combining values for cotton yield, had lowspecific combining ability values for last harvest age. This indicated thatKI 40 can be used as parent to improve seed cotton yield, and the crossbetween KI 40 x KI 87 was the best combination for this purpose.Key words : Cotton, Gossypium hirsutum, crossing, hybrid, production,harvest age, East Java
PENGARUH BATANG ATAS DAN BAWAH TERHADAP KEBERHASILAN PENYAMBUNGAN JAMBU METE (Anacardium occidentale L.) DEVI RUSMIN; SUKARMAN SUKARMAN; MELATI MELATI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n1.2006.32-37

Abstract

ABSTRAKRata-rata produksi jambu mete Indonesia masih rendah (350 kggelondong/ha/tahun), dibandingkan dengan India dan Brazil (800 – 1000kg gelondong/ha/tahun). Hal itu antara lain disebabkan oleh teknikbudidaya yang masih tradisional, rendahnya mutu bibit, dan kurang ter-sedianya pohon induk sebagai sumber benih. Berdasarkan permasalahantersebut, telah dilakukan percobaan penyambungan 1 varietas dan 3 nomorharapan jambu mete. Tujuannya adalah untuk mendapatkan bibit hasilsambungan bermutu tinggi, sebagai dasar pendirian kebun benih jambumete. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Muktiharjo, Jawa Tengah,bulan Januari - Desember tahun 2001. Percobaan disusun dalam rancanganpetak terbagi (RPT) dengan 3 ulangan. Petak utama adalah 4 jenis batangatas yaitu: Gunung Gangsir 1, Gunung Gangsir 2, Muktiharjo 1 danMuktiharjo 2. Anak petak adalah empat jenis batang bawah yaitu: GunungGangsir 1, Gunung Gangsir 2, Muktiharjo 1 dan Muktiharjo 2. Parameteryang diamati adalah keberhasilan penyambungan pada fase pembibitan,data pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, diameter batang, diameterkanopi, jumlah cabang primer, sekunder dan tersier). Hasil percobaanmenunjukkan bahwa penyambungan batang bawah Muktiharjo 1 denganbatang atas Muktiharjo 1 dan Muktiharjo 2, menghasilkan persentasekeberhasilan penyambungan tertinggi (50%). Penyambungan denganGunung Gangsir 1 sebagai batang bawah dan Muktiharjo 1 danMuktiharjo 2 sebagai batang atas, keberhasilan penyambungannya palingrendah (38,89%). Tidak ada interaksi antara batang atas dan batangbawah terhadap pertumbuhan tanaman. Batang atas berpengaruh nyataterhadap jumlah daun, tetapi tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman,diameter batang, dan lebar kanopi. Penyambungan Gunung Gangsir 1 danMuktiharjo 2 sebagai batang atas, menghasilkan pertumbuhan tanamanyang lebih baik dibandingkan dengan batang atas Gunung Gangsir 2 danMuktiharjo 1. Penyambungan Gunung Gangsir 1, Gunung Gangsir 2, danMuktiharjo 1 sebagai batang bawah menghasilkan diameter batang dantinggi tanaman lebih baik dibandingkan Muktiharjo 2. Setelah tanamanmencapai umur 3 tahun, batang atas tidak berpengaruh terhadap pertum-buhan tanaman, sedangkan batang bawah memberikan pengaruh terhadappertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman terbaik diperoleh padatanaman dengan batang bawah Gunung Gangsir 1.Kata kunci : Jambu mete, Anacardium occidentale L., klon, penyam-bungan, batang bawah, batang atas, pertumbuhan, JawaTengahABSTRACTEffect of scion and root stock on successful grafting ofcashew plantCashew nut production of Indonesia is lower (350 kg/ha/year)compared to India and Brazil (800 and 1000 kg/ha/year). There are manyfactors causing low production of cashew in Indonesia such as lowcultivation technology, poor quality of seedlings and insufficient of motherplants. The purpose of the research was to find out good quality seedlingsfrom grafting as a basic to establish cashew mother plants gardens. Theexperiment was conducted in Muktiharjo Experimental Garden, CentralJava, in 2001. The experiment was arranged in split-plot design with 3replications. The main plot was 4 kinds of scions namely Gunung Gangsir1, Gunung Gangsir 2, Muktiharjo1 and Muktiharjo 2. The sub plot was 4kinds of root stocks the same as the scions. Variables observed weresuccessful grafting at nursery phase and plant growth such as height ofplants, diameter of trunk, diameter of canopy, and number of primer,secondary and tertiary branches. The results of experiment showed thatgrafting by using clone Muktiharjo 1 as root stock, and Muktiharjo 1 andMuktiharjo 2 as scions produced the highest percentage of successfulgrafting (50%). Grafting by using Gunung Gangsir 1 as root stock and,Muktiharjo 1 and Muktiharjo 2 as scions produced the lowest percentageof successful grafting (38.89%). There were no significant interactionsbetween root stock and scion on the growth of cashew plant. Scion hadsignificant effect on the number of leaves, but, it did not have significanteffect on the plant height, diameters of trunk and diameters of canopy.Grafting by using Gunung Gangsir 1 and Muktiharjo 2 as scions producedbetter plant growth compared to those of Gunung Gangsir 2 andMuktiharjo 1 as scions. Grafting by using Gunung Gangsir 1, GunungGangsir 2 and Muktiharjo 1 as root stocks produced diameter of trunk andheight of plants better than that of Muktiharjo 2 as rootstock. At 3 yearsold after planting, scions did not significantly affect the plant growthneither did their interaction. While rootstock significantly affected thegrowth of cashew plant. As a rootstock, Gunung Gangsir 1, produced thebest cashew plant growth compared to other clones.Key words: Cashew, Anacardium occidentale L, clones, grafting,rootstock, scion, growth, Central Java
PENGARUH PUPUK KASTING DAN MACAM BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN MUTU JAHE MUDA Rosita SMD; I Darwati; H. Moko
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n1.2006.7-14

Abstract

ABSTRAKKendala utama dalam produksi jahe (Zingiber officinale, Rosc.)adalah kurang tersedianya benih yang bermutu dan komponen teknologipemupukan yang tepat. Upaya pemilihan bahan tanaman yang bermutuserta penggunaan kasting telah dilakukan melalui penelitian yangbertujuan untuk memberikan petunjuk tentang kondisi optimum benihberdasarkan posisi bagian rimpang (umur fisiologis) yang dapatmeningkatkan produktivitas tanaman serta dosis optimum dari penggunaankasting. Percobaan ini dilaksanakan di Instalasi Penelitian Cimanggu,Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, pada bulan Agustus1996 sampai Januari 1997 yang merupakan percobaan pot. Bahan tanamberasal dari jahe putih besar yang dipanen pada umur 10 bulan. Rancanganyang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang disusun secarafaktorial, 3 ulangan. Faktor pertama terdiri atas perlakuan umur fisiologisposisi bagian rimpang : bagian rimpang ke II, III dan IV dan faktor keduaterdiri atas takaran pupuk kasting : 0; 0,25; 0,50; 0,75; 1,0 kg/tanaman/pot.Setiap perlakuan dalam satu ulangan terdiri atas 6 contoh tanaman. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pemberian kasting meningkatkan tinggitanaman, jumlah anakan dan jumlah daun, bobot segar rimpang, bobotkering tanaman (daun, batang, akar dan rimpang), produksi pati, serapanhara N, P, K dan C-organik. Penggunaan benih pada posisi bagian rimpangke II, III dan IV yang dikombinasikan dengan kasting 0,50 kg/tanamandapat meningkatkan bobot kering rimpang masing-masing 62,17g, 59,49gdan 58,65 g/tanaman dengan kadar pati 40,71%, 34,36% dan 39,57%.Kata kunci : Jahe,  Zingiber  officinale,  pupuk  kasting,  benih,pertumbuhan, produksi, mutu, Jawa BaratABSTRACTThe effect of casting fertilizer and types of seeds ongrowth, yield and quality of young gingerThe most important constrains in ginger (Zingiber officinale Rose)production are lack of good quality seeds and components of fertilizertechnology. The research was conducted to obtain the optimum conditionfor ginger production from different parts of rhizome (physiological age)and optimum dosage of casting. The research was conducted in CimangguResearch Instalation, Indonesian Spice and Medicinal Crops ResearchInstitute (ISMECRI) Bogor from August 1996 until January 1997 in potexperiment which was arranged in completely randomized design with 2factors and 3 replications. The first factor was 3 parts of rhizome position(secondary, tertiary and quarter rhizomes) while the second factor wasdosage of casting fertilizer (0; 0.25; 0.50; 0.75; 1.0 kg/plant). The resultsof the research indicated that the use of casting fertilizer could improve theheight of plant, number of leaves, number of tillers, fresh weight and dryweight of rhizome, dry weight of leaves, dry weight of stem and dryweight of root. Casting application improved starch content and nutrientabsorbtion of N, P, K and organic carbon. Combination treatment ofsecondary, tertiary and quarter rhizomes combined with application ofcasting 0.50 kg/plant, improved dry weight of rhizome 62.17 g, 59.49 gand 58.65 g/plant and starch content of rhizome 40.71%, 34.36% and39.57% respectively.Key words : Zinger, Zingiber officinale, casting fertilizer seeds, growth,yield, quality, West Java
PEMANFAATAN PUPUK HAYATI MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN TOLERANSI KEKERINGAN PADA TANAMAN NILAM MAWARDI MAWARDI; MUHAMAD DJAZULI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n1.2006.38-43

Abstract

ABSTRAKTanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanamanatsiri utama di Indonesia. Saat ini sekitar 90% minyak nilam duniadihasilkan oleh Indonesia. Produktivitas dan mutu nilam sangatdipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Salah satu faktorlingkungan abiotik yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan danproduksi nilam adalah cekaman kekeringan. Sampai saat ini informasimengenai toleransi nilam terhadap kekeringan masih sangat terbatas.Untuk itu, sebuah penelitian pemanfaatan pupuk hayati mikoriza untukmeningkatkan toleransi kekeringan pada tanaman nilam dilakukan padakondisi rumah kaca di Balai Penelitian Bioteknologi dan SumberdayaGenetika Pertanian pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2003.Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang disusunsecara faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama 2 taraf aplikasi mikorisamasing-masing dengan dan tanpa mikoriza. Faktor kedua adalah 4 tarafcekaman kekeringan dengan tingkat pemberian air (KL) yang berbedamasing-masing (1) tanpa cekaman kekeringan (100% KL), (2) cekamankekeringan rendah (75% KL), (3) cekaman kekeringan sedang (50% KL),dan (4) cekaman kekeringan tinggi (25% KL). Aplikasi mikoriza dilakukan1 bulan setelah tanam (BST), sedangkan perlakuan cekaman kekeringandiberikan 2 BST. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilam yang diberimikoriza mempunyai pertumbuhan yang lebih baik. Kekeringan menekanpartumbuhan dan hasil tanaman nilam secara linier. Sebaliknya, cekamankekeringan mampu meningkatkan kadar minyak dan patchouli alkoholdaun nilam. Interaksi antara kedua faktor yang diuji terjadi pada parameterpanjang akar total dan kadar prolina daun nilam. Keberadaan mikoriza didalam akar mampu meningkatkan toleransi terhadap cekaman kekeringan.Kandungan patchouli alkohol daun tertinggi dijumpai pada kombinasiperlakuan aplikasi mikoriza dengan cekaman kekeringan tinggi (25% KL).Kata kunci : Nilam, Pogostemon cablin Benth, mikoriza, cekamankekeringan, pertumbuhan, produktivitas, Jawa BaratABSTRACTUse of mycorhiza bio-fertilizer in increasing droughttolerance of patchouli plant (Pogostemon cablin Benth)Patchouli (Pogostemon cablin Benth) is a primary essential oil inIndonesia. More than 90 percent patchouli oil of the world is produced byIndonesia. Productivity and quality of patchouli oil are strongly affected bygenetic and environmental factors. One of abiotic environment which hasstrongly effected growth and productivity of patchouli is drought stress.The information on the tolerance of patchouli to drought stress is limited.For that purpose, an experiment of the effect of mycorhiza application anddrought stress treatments was conducted at a glass house condition inIndonesian Agricultural Biotechnology and Genetic Resources ResearchInstitute, from January to June 2003. A factorial experiment was arrangedin a completely randomized design (CRD) with three replication. The firstfactor was 2 mycorhiza treatments namely with and without mycorhizainoculation. The second factor were 4 drought stress treatments usingdifferent water application level (FC), i.e. (1) without drought stress (100%FC), (2) lowly drought stress (75% FC), (3) moderately drought stress(50% FC), and (4) highly drought stress (25% FC). Mycorhiza inoculationwas applied 1 month after planting (MAP). While drought stress treatmentswere applied at 2 MAP. The results of observation showed that theinoculation of mycorhiza improved growth performance. Drought stressreduced growth and production components linearly. On the contrary, thedrought stress was able to increase oil and patchouli alcohol contents in theleaf. The interaction between the two factors treatment was found on totalroot length and leaf proline content. The existing of mycorhiza inpatchouli root was able to increase drought stress tolerance. The highestpatchouli alcohol content of leaf was found at mycorhiza application andhighly drought stress (25% FC) combination treatment.Key words: Patchouli, Pogostemon cablin Benth, mycorhiza, droughtstress, growth, productivity, West Java
PENGARUH MEDIA DAN ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS SELASIH (Ocimum basilicum) IN VITRO SITTI FATIMAH SYAHID; ENDANG HADIPOENTYANTI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n1.2006.15-19

Abstract

ABSTRAKSelasih (Ocimum basilicum) merupakan salah satu tanamanpenghasil minyak atsiri yang berkhasiat obat maupun pestisida nabati.Untuk mendukung pengembangan peningkatan ragam genetik tanaman,maka dilakukan perbanyakan bahan tanaman melalui teknik kultur in vitro.Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Desember 2004 diLaboratorium Kultur Jaringan, Balai Penelitian Tanaman Rempah danObat Bogor. Bahan tanaman yang digunakan sebagai eksplan adalah matatunas selasih daun ungu yang berasal dari rumah kaca. Perlakuan yangdiuji adalah pengaruh fisik media dan beberapa taraf konsentrasi zatpengatur tumbuh Benzyl Adenin (BA). Rancangan yang digunakan adalahrancangan acak lengkap dalam pola faktorial (dua faktor). Faktor pertamaadalah fisik media (padat dan cair) dan faktor ke dua adalah konsentrasiBA (0,1 ; 0,3 dan 0,5 mg/l). Setiap perlakuan terdiri dari sepuluh ulangan.Parameter yang diamati adalah jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daundan akar serta penampakan biakan secara visual, umur sembilan minggu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media padat yangdiperkaya BA 0,3 mg/l menghasilkan jumlah tunas terbanyak yang tidakberbeda nyata dengan perlakuan media padat + BA 0,1 mg/l ataupunmedia cair + BA ( 0.1 – 0.5 mg/l ). Panjang tunas hanya dipengaruhi olehperlakuan konsentrasi BA dan tunas terpanjang diperoleh pada perlakuanBA 0,3 mg/l yang tidak berbeda nyata dengan BA 0,1 mg/l. Untukparameter jumlah daun dan akar tidak dipengaruhi oleh perlakuan yangdiuji baik fisik media maupun konsentrasi BA.Kata kunci : Selasih, Ocimum basilicum, media, pengatur tumbuh,multiplikasi tunas, in vitro, Jawa BaratABSTRACTEffect of media and growth regulator on shootmultiplication of ocimum (Ocimum basilicum) in vitroOcimum (Ocimum basilicum) is one of important essential oil plantsin Indonesia which is generally used as medicine or pesticide. For plantdevelopment and genetic variants improvement, tissue culture propagationwas conducted. The studies was conducted in March to December 2004 atthe Tissue Culture Laboratory of the ISMECRI Bogor. Plant materialsused were ocimum explants apical shoot taken from a green house.Treatments tested were the effect of physical media and concentrationlevel of Benzyl Adenin (BA). The experiment used a completelyrandomized design with two factors. First factor was physical media (solidand liquid) and the second factor was BA concentrations (0.1 ; 0.3 and 0.5mg/l ). Each treatment consisted of ten replications. The parametersobserved were number of shoots, shoot length, number of leaves and rootsand culture performance, nine weeks after culturing. Research resultshowed that the use of solid media in combination with 0.3 mg/l BA wasthe best media for shoot multiplication of ocimum in vitro and it was notsignificantly different with liquid medium enriched with BA (0.1 -0.5mg/l). Shoot length was only affected by BA concentration and the longestshoot was obtained by BA 0.3 mg/l but it was not significantly differentwith BA 0.1 mg/l. Both treatments had no effect on the number of leavesand roots.Key words : Ocimum, Ocimum basilicum, media, growth regulator, shootmultiplication, in vitro, West Java
PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMBU METE DI LOMBOK USMAN DARAS; J. PITONO
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n1.2006.20-26

Abstract

ABSTRAKPenelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh dosis dankomposisi pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi jambu meteyang ditanam pada tanah regosol cokelat-kelabu di Desa Loloan,Kecamatan Bayan, Lombok Barat, dari tahun 1997 sampai 2000. Faktoryang diuji adalah: (1) komposisi NPK, 2 macam (1:1:1, dan 1:1:2); dan (2)dosis pupuk, 4 taraf (500, 750, 1000 dan 1500 g/pohon/tahun). Perlakuandisusun dalam rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan dan ukuranpetak 4 pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman jambu metecukup responsif terhadap pemupukan. Pemberian pupuk menaikkankandungan hara N, P dan K daun. Dosis pupuk yang cukup memadai untukmenunjang pertumbuhan dan produksi jambu mete adalah 500, 750, dan1000 g NPK/pohon/tahun dengan komposisi pupuk NPK 1:1:2, masing-masing untuk umur tanaman 5, 6, dan 7 tahun. Pupuk tersebut diberikandalam 2 kali agihan, yaitu 50% pada awal musim hujan, dan 50% lagimenjelang akhir musim hujan.Kata kunci : Jambu  mete,  Anacardium  occidentale,  pemupukan,pertumbuhan, produksi, Nusa Tenggara BaratABSTRACTEffect of fertilizer application on the growth and yield ofcashew in LombokA field study was conducted on cashew trees grown at grayish-brown regosol soil located at Loloan, Bayan, West Lombok, from 1997 to2000. The objectives of the study were to examine the effect of NPKfertilizer and its composition on growth and yield of cashew. Treatmentsexamined were: (1) composition of NPK (1:1:1, and 1:1:2); and (2)fertilizer dosage (500, 750, 1000 and 1500 g NPK/tree/year). Thetreatments were arranged in a randomized block design with 4 replicationsand plot size of 4 plants. Research results showed that the application offertilizers significantly affected the growth and yield of cashew. Thecontent of N, P and K in cashew leaves improved as the fertilizer dosageincreased. Appropriate amounts of NPK were 500, 750 and 1000 gNPK/tree/year with composition of 1:1:2 for cashew trees of 5, 6 and 7years old, respectively. The fertilizers were applied twice a year (50% inthe beginning of rainy season, and 50% in the end of rainy season).Key words : Cashew, Anacardium occidentale, fertilizer application,growth, yield, West Nusa Tenggara

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2006 2006


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 2 (2021): December 2021 Vol 27, No 1 (2021): June, 2021 Vol 26, No 2 (2020): December, 2020 Vol 26, No 1 (2020): June, 2020 Vol 25, No 2 (2019): Desember, 2019 Vol 25, No 1 (2019): Juni, 2019 Vol 24, No 2 (2018): Desember, 2018 Vol 24, No 1 (2018): Juni, 2018 Vol 23, No 2 (2017): Desember, 2017 Vol 23, No 1 (2017): Juni, 2017 Vol 22, No 4 (2016): Desember, 2016 Vol 22, No 3 (2016): September, 2016 Vol 22, No 2 (2016): Juni, 2016 Vol 22, No 1 (2016): Maret, 2016 Vol 21, No 4 (2015): Desember 2015 Vol 21, No 3 (2015): September 2015 Vol 21, No 2 (2015): Juni 2015 Vol 21, No 1 (2015): Maret 2015 Vol 20, No 4 (2014): Desember 2014 Vol 20, No 3 (2014): September 2014 Vol 20, No 2 (2014): Juni 2014 Vol 20, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 19, No 4 (2013): Desember 2013 Vol 19, No 3 (2013): September 2013 Vol 19, No 2 (2013): Juni 2013 Vol 19, No 1 (2013): Maret 2013 Vol 18, No 4 (2012): Desember 2012 Vol 18, No 3 (2012): September 2012 Vol 18, No 2 (2012): Juni 2012 Vol 18, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 17, No 4 (2011): Desember 2011 Vol 17, No 3 (2011): September 2011 Vol 17, No 2 (2011): Juni 2011 Vol 17, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 16, No 4 (2010): Desember 2010 Vol 16, No 3 (2010): September 2010 Vol 16, No 2 (2010): Juni 2010 Vol 16, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 15, No 4 (2009): Desember 2009 Vol 15, No 3 (2009): September 2009 Vol 15, No 2 (2009): Juni 2009 Vol 15, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 14, No 4 (2008): Desember 2008 Vol 14, No 3 (2008): September 2008 Vol 14, No 2 (2008): Juni 2008 Vol 14, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 13, No 4 (2007): DESEMBER 2007 Vol 13, No 3 (2007): SEPTEMBER 2007 Vol 13, No 2 (2007): JUNI 2007 Vol 13, No 1 (2007): MARET 2007 Vol 12, No 4 (2006): DESEMBER 2006 Vol 12, No 3 (2006): SEPTEMBER 2006 Vol 12, No 2 (2006): JUNI 2006 Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006 Vol 11, No 4 (2005): DESEMBER 2005 Vol 11, No 3 (2005): SEPTEMBER 2005 Vol 11, No 2 (2005): JUNI 2005 Vol 11, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 10, No 4 (2004): Desember, 2004 Vol 10, No 3 (2004): September, 2004 Vol 10, No 2 (2004): Juni 2004 Vol 10, No 1 (2004): Maret 2004 Vol 9, No 4 (2003): Desember 2003 Vol 9, No 3 (2003): September, 2003 Vol 9, No 2 (2003): Juni, 2003 Vol 9, No 1 (2003): Maret, 2003 Vol 8, No 4 (2002): Desember, 2002 Vol 8, No 3 (2002): September, 2002 Vol 8, No 2 (2002): Juni, 2002 Vol 8, No 1 (2002): Maret, 2002 Vol 7, No 4 (2001): Desember, 2001 Vol 7, No 3 (2001): September, 2001 Vol 7, No 2 (2001): Juni,2001 Vol 7, No 1 (2001): Maret, 2001 Vol 6, No 3 (2000): Desember, 2000 Vol 6, No 2 (2000): September, 2000 Vol 6, No 1 (2000): Juni, 2000 Vol 5, No 4 (2000): Maret, 2000 Vol 5, No 3 (1999): Desember, 1999 Vol 5, No 2 (1999): September, 1999 Vol 5, No 1 (1999): Juni, 1999 Vol 4, No 6 (1999): Maret, 1999 Vol 4, No 5 (1999): Januari, 1999 Vol 4, No 4 (1998): November, 1998 More Issue